Jakarta Batamnews - Elon Musk saat ini masih memegang singgasana orang terkaya di dunia. Berdasarkan laporan Forbes Real Time Billionaire, Berikutadalah daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia: 1. Budi Hartono (76 tahun) USD 9 miliar - Perbankan dan rokok 2. Michael Hartono (77 tahun) - USD 8,9 miliar - Perbankan dan rokok 3. Sri Prakash Lohia (64 tahun) - USD 5,4 miliar - Tekstil, polyester 4. Chairul Tanjung (54 tahun) - USD 4,6 miliar - Media, retail, dan aneka industri 5. Manusia terkaya Tiongkok, Jack Ma, dikabarkan menghilang secara misterius. Pendiri Alibaba itu melewatkan penampilannya sebagai juri dalam acara reality show di TV yang dia buat. Jack Ma sudah tak terlihat di depan umum dalam dua bulan. Jack Ma belum terlihat di depan umum selama lebih dari dua bulan setelah mengkritik pemerintah Tiongkok. Jack Ternyatapunya uang banyak tak lantas membuat orang terkaya di Indonesia ini selalu makan di restoran mewah. Rabu, 13 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com; TribunTravel.com; Jadwal Kapal Tanjungpinang ke Batam, Karimun, Dumai dll, Rabu (13/7/2022) 11 jam lalu . Dilansirdari DETIK, berikut ini daftar 10 orang terkaya di Indonesia paling baru: 1. Robert Budi Hartono - US$ 18,2 miliar atau Rp 263 triliun 2. Michael Hartono - Us$ 17,5 miliar atau Rp 253 triliun 3. Sri Prakash Lohia - US$ 6,2 miliar atau Rp 89 triliun 4. Prajogo Pangestu - US$ 5,5 miliar atau Rp 79 triliun 5. Berikutadalah daftar orang terkaya di Indonesia yang kian tajir di tengah pandemi Covid-19: R Budi Hartono 20,5 miliar dollar AS (+50,73 persen) Michael Hartono 19,7 miliar dollar AS (+51,53 . Tidak afdol rasanya kalau sedang berkunjung dan berlibur ke Tanjungpinang, tidak merasakan kopi rempah Sekanak yang terkenal dari negeri Gurindam tersebut. Serius! Setidaknya Anda harus mencoba ngopi di beberapa tempat seperti café atau warung kopi untuk sekedar ngopi, demi merasakan kopi asli kota tersebut atau bahkan berwisata kuliner mencicipi kudapan dan minuman khas Tanjungpinang. Dijamin deh, liburan Anda akan menjadi lebih bermakna karena mengetahui langsung minuman dan makanan khas kota Tanjungpinang. Kalau Anda tertarik buat ngopi dan sekedar nongkrong selama menikmati masa libur di kota tersebut, Anda harus mencatat dan mengingat beberapa tempat ngopi paling asyik di kota Tanjungpinang yang akan dijelaskan lebih lengkap di bawah ini. Simak baik-baik ya?! 1. Ropang Kwek-kwek Tempat Keren, Harga Gak Bikin Kere Beralamat di Jalan Ahmad Yani, kota Tanjungpinang, café ini sangat cocok bagi Anda yang suka nongkrong bersama keluarga dan sahabat. Tempatnya yang berada di pinggir jalan utama sangatlah strategis bagi Anda yang suka melihat suasana kota Tanjungpinang pada malam hari. Bagi Anda yang membawa anak-anak, tempat ini sangatlah luas sehingga anak-anak pun menjadi lebih betah berlarian dan bermain di halaman café. Pelayanan yang oke dan harga makanan yang sangat terjangkau membuat Anda harus memasukkan café ini sebagai tempat nongkrong baru yang tak bisa Anda lupakan saat ada di kota Tanjungpinang. Selama ada di sini, cobalah memesan Cheese Green Tea atau Thai Mango-nya yang mempesona. Dijamin ketagihan, deh! 2. Kedai Makan d’FAZ Bagi Anda yang menginap di hotel-hotel seperti Kaputra Hotel, Bintan Permata Hotel, Hotel Sunrise City dan CK Tanjungpinang Hotel and Convention Centre, maka Kedai Makan d’FAZ ini sangatlah dekat dari tempat penginapan Anda. Beralamat di Jalan Basuki Rahmat samping kantor Kejaksaan Negeri, kota Tanjungpinang, tempat ini sangat cocok bagi Anda yang ingin merasakan masakan-masakan yang menggoyang lidah, seperti ceker pedas, siput betuah atau siput isap pedas manis dan berbagai kudapan pedas modern serta khas Tanjungpinang lainnya. Datang ke sini bersama keluarga dan para sahabat sambil berlibur di kota Tanjungpinang akan menjadi pengalaman tidak terlupakan bagi Anda. Ditambah lagi tempatnya yang strategis seperti dekat dengan Jalan Utama serta objek wisata Pulau Penyengat, akan membuat liburan berjalan sangat lancar selama berada di kota Gurindam. 3. Akau Potong Lembu Spot Wajib untuk Nongki Cantik di Tanjungpinang Tak jauh dari Kedai Makan d’FAZ, Pusat Kuliner Akau Potong Lembu sudah menunggu Anda untuk sekedar ngopi bersama keluarga dan sahabat atau nongki-nongki cantik sambil mengobrol bersama warga sekitar. Tempat kuliner yang berada di pusat kota Tanjungpinang merupakan spot kuliner yang wajib sekali untuk Anda kunjungi selama berada di Tanjungpinang. Banyak stand makanan yang menjual makanan dan minuman untuk sarapan, makan siang hingga makan malam di sini. Beberapa kedai kopi tradisional khas Melayu juga dapat Anda temukan di sini. Sop ikan asem pedas khas Tanjungpinang, bakuteh, sop ikan bening, mie goreng, yang tofu, mie lendir hingga sop ikan keladi menjadi santapan khusus saat sarapan dan makan siang di sini. Malam harinya, Anda dapat menikmati sate, oh cian, bihun kepiting, atau kue lobak dari gerobak-gerobak yang menjual hampir semua kuliner khas Tanjungpinang. Tak ketinggalan bermacam minuman seperti kopi khas Tanjungpinang, aneka es, teh tarik, hingga kedai es cendol yang telah buka sejak 1964 ada di sini. Intinya, tempat yang sering disebut sebagai Kulup oleh masyarakat lokal ini sudah menjadi buah bibir banyak wisatawan yang pernah mengunjungi Tanjungpinang, sehingga Anda tidak boleh melewatkannya ketika berkunjung ke kota Gurindam tersebut. 4. Modern Place and Good Live Music untuk Anda yang Kekinian The Canopy Cafe Café ini adalah tempat nongkrong modern terbaik di kota Tanjungpinang. Betapa tidak?! Live music, kopi-kopi berkualitas, berbagai makanan yang lezat, harga yang tidak terlalu mahal serta suasana ramai yang menyenangkan dapat Anda temukan semua di The Canopy Cafe. Jikalau Anda merayakan tahun baru di Tanjungpinang, maka nongki cantik di café yang beralamat di 133 Gudang Minyak Road, Km. 2, Rimba Jaya, Tanjungpinang ini adalah hal yang wajib untuk Anda lakukan bersama orang yang tercinta. Kesimpulannya, The Canopy Cafe adalah wujud sebuah café modern yang biasanya hanya dapat Anda temukan di kota-kota besar macam Jakarta. 5. Warkop Batok Bercita Rasa Kopi Lokal Berlokasi di Jalan Raja H. Fisabillillah, Sei Jang, Bukit Bestari, kota Tanjungpinang, tempat ini memiliki jam operasional setiap hari yang menyajikan beragam aneka kopi, terutama kopi hitam. Disini bukan hanya disajikan aneka macam kopi, namun memiliki khas dengan aroma kelapa. Nama dari berbagai macam kopi yang tersedia juga unik-unik, seperti kopi batok, kopi kasus, kopi jahe, dan sebagainya. Anda dapat memilihnya sesuai selera. Warung yang satu ini sangat nyaman dikunjungi karena sangat bernuansa lokal. 6. All in One Morning Bakery Sesuai dengan namanya, cafe ini menawarkan berbagai kelezatan roti dan kue yang pas untuk menemani waktu nongkrong anda. Cafe yang berlokasi di Jl. Panjaitan Km. 7, Tanjungpinang ini memang paling nyaman dijadikan sebagai tempat nongkrong bersama kawan-kawan. Roti dan cake-nya pun tak tertandingi rasanya. Namun, meski namanya Morning Bakery, banyak juga pengunjung yang datang ke sini untuk makan siang. Selain itu, pilihan makanannya pun ada makanan yang berat, tidak hanya roti dan cake atau penganan kecil lainnya. Morning Bakery pun menyediakan minuman-minuman lain selain kopi, baik itu hangat maupun dingin. Uniknya, ternyata tempat ini terlihat seperti café di luar namun ternyata di dalam pihak pengelola menggabungkan beberapa toko roti dan foodcourt menjadi satu, sehingga bila ke sini, Anda juga dapat menemukan bingsoo hingga makanan lokal Tanjungpinang seperti mie lendir dan sop ikan yang banyak ditawarkan oleh kedai-kedai makanan lokal yang ada di Morning Bakery. Tertarik? 7. Nongki Ala Anak Muda di Kedai Kopi Maryam Kedai Kopi ini sering mengadakan event-event dari tebak juara Piala Dunia, Talk Show hingga Lomba Fotografi. Oleh karena sering mengadakan event, Kedai Kopi Maryam sangat cocok ditongkrongi oleh anak-anak muda yang suka mendengar dan melihat beberapa band lokal yang kerap manggung di tempat ini. Beralamat di Jalan Pos Tanjungpinang tepat sebelum Bintan Mall, tempat ini memiliki suasana khas tempo dulu yang tentunya sangat sayang untuk Anda lupakan begitu saja ketika berlibur ke Tanjungpinang. 8. Bezzo Street Coffee Harga Lokal, Kualitas Internasional Bertempat di kawasan kuliner, jalan Hang Tuah, kota Tanjungpinang, Bezzo Street Coffee sangat asyik untuk dijadikan tempat nongkrong sambil melihat indahnya pemandangan laut secara langsung. Anda dapat memanjakan mata ketika melihat matahari terbenam saat sore hari sambil ngopi-ngopi cantik di sini. Jangan sampai Anda melewatkan kopi nikmat berkualitas internasional namun berharga lokal ini ketika Anda berlibur atau mengunjungi kota Tanjungpinang. 9. Menikmati Malam Penuh Bintang di Cafe Puncak Ingin melihat kota Tanjungpinang dari ketinggian pada malam hari? Nah, ada satu tempat nongkrong sambil ngopi yang bisa memenuhi keinginan Anda tersebut. Café Puncak namanya. Café yang berlokasi di Jalan Bukit Cermin No. 44, Bukit Cermin, kota Tanjungpinang ini menyediakan tempat yang luas, parkir yang juga besar, serta pemandangan kota yang indah apalagi ketika malam hari. Memang tempat ini tak menyediakan menu makanan yang banyak seperti tempat-tempat lain, namun bila sekedar ngopi-ngopi cantik, maka Café Puncak adalah tempat yang tepat untuk Anda pilih. Suasana-nya yang tenang dan sejuk serta ada ruang terbuka hijau tanpa atap di café bagi Anda yang ingin nongkrong ditemani langit Melayu bertabur bintang, akan menjadi satu-satunya malam terbaik dalam hidup Anda tatkala memutuskan berlibur ke Tanjungpinang. 10. Berburu Kuliner di Rimba Jaya Berlokasi di Jalan Gudang Minyak Rimba Jaya, kota Tanjungpinang, Rimba Jaya merupakan pusat kuliner mirip Kulup atau Pusat Kuliner Akau Potong Lembu yang benar-benar menyediakan berbagai macam masakan dan minuman khas Tanjungpinang serta kuliner dari daerah-daerah lain seperti Japanese Food. Rimba Jaya sangatlah cocok bagi Anda para pemburu kuliner, karena tempat ini sangatlah lengkap. Demikianlah sepuluh tempat ngopi sekaligus nongkrong cantik paling asyik di kota Tanjungpinang. Jangan sampai Anda lewatkan ketika berkunjung ke kota Gurindam ini. Dijamin, gak akan menyesal kok. Vous connaissez sûrement l’omelette aux fines herbes, aux champignons, aux pommes de terre, au fromage… Mais aviez-vous déjà pensé à faire une omelette à l’aubergine ? Ce légume se marie divinement bien avec l’oeuf. Aux Philippines, ce plat s’appelle tortang talong. On fait griller les aubergines au barbecue pour les cuire et en retirer facilement la peau, puis on les trempe dans l’oeuf. C’est un délice. Même froid pour un repas à emporter ou dans un sandwich, c’est un régal. On peut assaisonner l’oeuf battu avec ce que l’on veut des herbes, des restes de légumes tomate, oignon, herbes, etc.. Ici, je vous présente ma version au miso, inspirée des fameuses aubergines au miso japonaises que j’ai pu découvrir lors de mon voyage sur l’archipel nippon il y a deux ans. C’est également parfait lorsqu’on a oublié des aubergines au frigo et qu’elles se sont un peu abîmées. Ingrédients Une aubergine par personne si elles ne sont pas trop grosses Un à deux oeufs De la pâte miso pâte de soja fermentée, que l’on trouve en épicerie asiatique ou dans les magasins bio De la sauce de soja Piquer les aubergines avec la pointe d’un couteau. Cela leur évite d’éclater quand on les chauffe. Faire griller les aubergines au barbecue ou bien sous le grill du four. Leur peau doit devenir bien noire, carrément brûlée. Elle sera ainsi facile à retirer et la chair des aubergines aura cuit à l’étouffée dans sa propre vapeur. Laisser les aubergines refroidir puis éplucher en laissant la tête ». Ecraser légèrement la chair avec une fourchette. Battre les oeufs, y ajouter une cuillerée à soupe de miso et une autre de soja. Bien dissoudre dans l’oeuf. Tremper les aubergines dans l’oeuf en les tenant par la tête puis déposer dans une poêle bien chaude avec un filet d’huile. Cuire environ deux minutes puis retourner et cuire encore deux minutes. Déguster aussitôt avec un peu de riz blanc en accompagnement. ilustrasi minyak goreng via detikcom - Hampir semua merek minyak goreng tersedia di Tanjungpinang, meskipun kini kondisi harganya tanpa subsidi menyusul kelangkaan terus menerus. Warga mengeluhkan harga melonjak, meskipun pasokan mulai tersedia. Bahkan, di Jawa mengular antrean beli minyak goreng. Merek-merek tadi, untuk sebagian, pabrikan kelompok usaha konglomerat di Tanah Air. Pendeknya, meskipun telah konglomerat, mereka tetap mencari duit di Tanjungpinang. Siapa? Isu minyak goreng menjadi isu nasional lantaran Indonesia produsen terbesar minyak sawit crude palm oil/CPO di dunia. CPO, seperti ekstrasi, banyak digarap konglomerat di Tanah Air. Seperti dilansir Indonesia mencatat sejumlah orang kaya raya alias konglomerat berkecimpung di bisnis minyak goreng. Sebagian besar merek minyak goreng mereka familiar di telinga ibu-ibu rumah tangga, termasuk di Tanjungpinang. Keluarga Widjaja Keluarga tajir lewat kelompok usaha Sinar Mas Group. Anak-anak Eka Tjipta Widjaja, sang patron, memiliki perusahaan produsen minyak goreng terbesar di Tanah Air, Filma. Dalam laporan Forbes, diperkirakan Keluarga Widjaya memiliki kekayaan 9,7 miliar dolar AS, Rp 138,71 triliun. Bermodal kekayaan sebesar itu, Forbes menobatkan Keluarga Widjaja sebagai orang terkaua kedua di Tanah Air. Anthony Salim Anthony Salim merupakan bos dari Grup Salim, dengan pendirinya Sudono Salim alias Om Liem. Salim termasuk konglomerat di Tanah Air. Anthony Salim, lewat Grup Salim, memiliki Indofood. Lini bisnis mereka termasuk minyak goreng melalui Indofood Agri Resources Ltd, publik mengenalnya dengan merek Bimoli. Dalam laporan Forbes, kekayaan Anthony Salim diperkirakan 8,5 miliar dolar AS, setara Rp 121,55 triliun sekaligus menjadi ornag terkaya ketiga di Tanah Air. Bachtiar Karim Bachtiar Karim, bos Grup Musim Mas, memiliki bisnis sawit terbesar di Indonesia. Perusahaan dia memproduksik beberapa merek minyak goreng, termasuk Sunco. Bachtiar anak pertama dari empat bersaudara keturunan Anwar Karim. Menurut Forbes, kekayaannya diperkirakan 3,5 miliar dolar AS, setara Rp 50 triliun. Dia tercatat orang terkaya urutan ke-10 di Tanah Air. Martuar Sitorus Publik mengenal Martuar Sitorus sebagai bos Wilmar, produsen minyak goreng Fortune dan Sania. Kekayaan dia ditaksir 2,9 miliar dolar AS setara Rp 41 triliun. Sukanto Tanoto Kerajaan bisnis Sukanto Tanoto, sebagian berlokasi di Riau, dan dia dikenal pemilik dan Royal Golden Eagle International. Dia berbisnis di industri sawit melalui Asian Agri dan Apical serta memproduksi minyak goreng merek Camar. Kekayaan Tanoto ditaksir 2,3 miliar dolar AS. * Sebelum dimekarkan, Tanjungpinang adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau sekarang Kabupaten Bintan. Kota ini awalnya menjadi ibu kota Provinsi Riau yang meliputi Riau daratan dan kepulauan sebelum kemudian dipindahkan ke Pekanbaru. Kota tua ini kembali menjadi ibu kota provinsi saat Kepulauan Riau resmi pisah dari Riau pada 2002 berdasarkan UU 25/2002 tentang pembentukan Provinsi Kepulauan memiliki usia tua, Tanjungpinang sebagai daerah otonom masih terhitung muda, tepatnya sejak 17 Oktober 2001 berdasarkan UU 5/2001 tentang Pembentukan Kota Tanjung Pinang. Sejak tanggal itu, Tanjungpinang baru bisa menata dirinya sendiri. Penataan itu antara lain memindahkan pusat pemerintahan dari kawasan lama di sekitar Pelabuhan Sri Bintan Pura ke kawasan Kota Tanjungpinang menetapkan hari jadinya pada tanggal 6 Januari 1784. Tanggal tersebut merupakan hari puncak perang Riau antara Kesultanan Riau-Lingga dan masa lalu, kota yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat ini pernah dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Melayu dan Kesultanan Riau-Lingga pada abad ke-18. Belanda juga pernah menjadikannya sebagai pusat keresidenan yang wilayahnya membentang dari Siantan di Laut Natuna hingga ke wilayah yang kini dikenal sebagai Riau dan Sumatera ini, Kota Tanjungpinang memiliki luas wilayah sebesar 239,5 km2 dengan jumlah penduduk mencapai jiwa pada 2020. Secara administratif, kota ini terdiri dari empat kecamatan dan 18 kelurahan. Sejak 2018, Tanjungpinang dipimpin oleh Wali Kota Rahma dan didampingi oleh Wakil Wali Kota Endang ini terkenal dengan sebutan “Kota Gurindam Dua Belas”, karena tidak terlepas dari keberadaan Pulau Penyengat, di mana bersemayam para Raja-Raja Riau. Salah satunya adalah Raja Ali Haji yang termasyur dengan karya sastranya “Gurindam Dua Belas”.Adapun visi Kota Tanjungpinang adalah “Tanjungpinang sebagai Kota yang Maju, Berbudaya dan Sejahtera dalam Harmoni Kebhinekaan Masyarakat Madani”.Sejarah pembentukanTanjungpinang telah dikenal sejak lama. Posisinya yang strategis di Pulau Bintan menjadikan kota ini sebagai pusat kebudayan Melayu dan lalu lintas perdagangan. Catatan sejarah mengenai Kota Tanjungpinang tersebut dipaparkan dalam buku Citra Kota Tanjungpinang dalam Arsip yang diterbitkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI tahun 2015 dan sejumlah publikasi Tanjungpinang semakin dikenal pada masa Kerajaan Johor pada masa Sultan Abdul Jalil Syah yang memerintahkan Laksamana Tun Abdul Jamil untuk membuka suatu bandar perdagangan yang terletak di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai Carang, Hulu Sungai Riau. Bandar yang baru tersebut menjadi bandar yang ramai yang kemudian dikenal dengan Bandar Riau. Peranan Tanjungpinang sangat penting sebagai kawasan penyangga dan pintu masuk Bandar pemerintahan pada masa itu menjadikan Bandar Riau merupakan bandar perdagangan yang besar dan bahkan menyaingi bandar Malaka yang masa itu telah dikuasai Portugis dan akhirnya jatuh ke tangan beberapa riwayat dikisahkan para pedagang yang semula ingin berdagang di Malaka, kemudian berbelok arah ke Riau. Bahkan, orang-orang Malaka membeli beras dan kain di Riau. Hal ini disebabkan Bandar Riau merupakan kawasan yang aman dengan harga yang relatif bersaing dengan bandar Malaka. Selain sebagai pusat perdagangan, Bandar Riau dikenal sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Johor-Riau. Beberapa kali pusat pemerintahan berpindah-pindah dari Johor ke Riau maupun Tanjungpinang semakin diperhitungkan pada peristiwa Perang Riau pada tahun 1782-1784 antara Kerajaan Riau dengan Belanda, pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah. Peperangan selama dua tahun ini mencapai puncaknya pada tanggal 6 Januari 1784 dengan kemenangan di pihak Kerajaan Melayu Riau yang ditandai dengan hancurnya kapal komando Belanda “Malaka’s Wal Faren” dan mendesak Belanda untuk mundur dari perairan beberapa bulan dari peristiwa tersebut, Raja Haji dan Pasukan Melayu Riau menyerang Malaka sebagai basis pertahanan Belanda di Selat Malaka. Akan tetapi, dalam peperangan tersebut, Pasukan Riau mengalami kekalahan dan Raja Haji sebagai komando perang wafat. Atas perjuangan itu, Raja Haji kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan tanggal 1 November 1784, terjadi penandatanganan kontrak antara Belanda yang diwakili oleh JP van Braam dan Sultan Mahmoet dari Riau. Perjanjian ini menetapkan Belanda mulai berkuasa di Kerajaan Melayu Riau semakin jelas sejak adanya Traktat London 1824 yang merupakan perjanjian tentang pembagian kekuasaan di Perairan Selat Malaka, dimana wilayah Riau-Lingga di bawah kekuasaan Belanda, sedangkan wilayah Johor-Pahang dan sebagian wilayah semenanjung dikuasai oleh peristiwa ini pulalah, yang memisahkan keutuhan kerajaan Riau-Johor-Pahang dan kemudian kerajaan ini dikenal dengan sebutan Riau-Lingga, dan Singapura yang kala itu di bawah Kerajaan Riau ditukar dengan Bengkulu yang kala itu di bawah Kerajaan tanggal 1 Juni 1874, sebuah armada pertempuran dari Batavia yang berkekuatan 6 kapal, 326 meriam dan prajuritnya berhasil memecahkan blokade Bugis atas Malaka. Pertempuran ini telah menewaskan pimpinan tertinggi Bangsa Bugis, yaitu Raja Haji yang telah berhasil mengumpulkan kekuatan diantara bangsa Bugis sendiri dan Melayu dalam usahanya mengusir Belanda atas pendudukan dikuasai Belanda, Tanjungpinang dijadikan sebagai pangkalan militer. Selanjutnya statusnya ditingkatkan menjadi pusat pemerintahan dari Residentie Riouw en Onderhoriheden yang meliputi Afdeeling Riouw Archipel dan Afdeeling Inderagiri, dengan residen pertamanya David Belanda menguasai wilayah Kerajaan Riau dan campur tangannya dalam kerajaan, Kerajaan Riau mengalami kemunduran. Puncaknya akibat Perjanjian Belanda-Riau 1911, Belanda menguasai seluruh wilayah Riau. Berkaitan dengan perjanjian tersebut, Sultan Riau hanya sebagai peminjam termasuk wilayah tambang timah Pulau Singkep. Pasal terakhir inilah yang ditentang oleh Sultan tersebut berujung pada pemecatan Sultan Riau oleh belanda pada tahun 1912. Sultan kala itu tidak mau menandatangani surat pemberhentian tersebut dan lebih memilih untuk pindah ke Singapura. Sejak saat itu, berakhirlah Kesultanan Riau-Lingga dengan dihapuskannya wilayah Riau-Lingga dari peta Keresidenan Belanda. Sementara keberadaan Tanjungpinang tetap menjadi daerah pusat Keresidenan Riouw en Onderhedingen. Hingga tahun 1942, Afdeeling Tanjungpinang terdiri dari onderafdeeling Tanjungpinag, Karimun, Lingga, dan Pulau tahun 1942-1945, keberadaan Belanda digantikan oleh Jepang. Saat itu, daerah di Kepulauan Riau menjadi bagian Syonanto yang terdiri dari to bekas controleur, yaitu Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun, Dabo Singkep, dan pejabat residen dipegang oleh G. Yagi eks anggota Pasukan Korps Elite Tentara Kuantung. Pada masanya G. Yagi mencegah usaha romusha untuk masyarakat Kepulauan Riau karena seimbangnya jumlah penduduk pribumi dan China. Mereka hanya sebagian saja yang ikut Heiho dan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Pemerintah Pusat hanya berjalan di tiga kabupaten di Keresidenan Riau, yaitu Pekanbaru, Bengkalis, dan Inderagiri. Hal ini karena Kepulauan Riau termasuk Tanjungpinang sudah diduduki oleh pengakuan kedaulatan 27 Desember 1949, terjadi serah terima daerah pendudukan kepada Republik Indonesia. Sesuai dengan UU 22/1948, keresidenan dihapuskan diganti kabupaten. Bekas keresidenan Riau dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu Kampar, Bengkalis, Inderagiri, dan Kepulauan Riau yang beribu kota di Tanjungpinang. Kemudian berdasarkan UU 15/1949, bekas keresidenan Riau masuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Tengah, dengan ibu kotanya di perkembangannya, sejak tahun 1983 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1983, Tanjungpinang berstatus sebagai kota administratif bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, Provinsi Riau. Bersama dengan Dumai yang telah lebih dulu menjadi kota administratif pada tahun 1979, Tanjungpinang merupakan kota administratif kedua di Provinsi tahun 1957, berdasarkan UU Darurat 19/1957 dibentuk Provinsi Riau dengan ibu kotanya Tanjungpinang, yang kemudian diundangkan melalui UU 61/1958, dengan Gubernur pertamanya Mr. Amin, namun tahun 1960 ibu kota Provinsi Riau dipindahkan ke lama menjadi ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau, melalui PP 31/1983 tanggal 18 Oktober 1983, Tanjungpinang ditetapkan sebagai Kota Administratif. Kemudian berdasarkan UU 5/2001, pada tanggal 21 Juni 2001, statusnya naik menjadi Kota Kota Tanjungpinang oleh Menteri Dalam Negeri Dan Otonomi Daerah Hari Sabarno, dilaksanakan secara serentak bersama 11 kota lainnya pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta. Tanggal peresmian Kota Tanjungpinang inilah yang dijadikan sebagai momen peringatan ulang tahun Kota Tanjungpinang sebagai kota pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk kemudian dipindahkan ke Senggarang bagian utara kota sebagai pusat pemerintahan. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi kesenjangan pembangunan dan kepadatan pendudukan yang selama ini berpusat di Kota Lama bagian barat kota.Berdasarkan UU 25/2002 tentang pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang ditetapkan menjadi ibu kota Provinsi Riau. Sekaligus momentum untuk kebangkitan Kota Tanjungpinang, setelah meredup dengan pemindahan ibu kota Provinsi Riau ke Pekanbaru dan adanya penetapan Kota Batam sebagai kawasan perdagangan RAZIANTO MADAPelancong asing pelesir ke Masjid Raya Sultan Riau atau dikenal sebagai Masjid Penyengat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Masjid itu salah satu peninggalan Kesultanan Riau-Lingga yang ibu kotanya berpindah beberapa kali di Kepulauan Tanjungpinang berada di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau dengan letak geografis berada pada 0o 51’ sampai dengan 0o 59’ Lintang Utara dan 104o 23’ sampai dengan 104o 34’ Bujur batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang adalah Kecamatan Teluk Bintan dan Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan di sebelah Utara; Kecamatan Mantang dan Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan di sebelah Selatan; Kecamatan Galang, Kota Batam, dan Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan di sebelah Barat; dan Kecamatan Bintan Timur dan Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan di sebelah wilayah Kota Tanjungpinang mencapai 239,50 km2. Wilayah Kota Tanjungpinang terdiri dari sembilan pulau baik pulau besar dan kecil yang merupakan daerah dengan dataran landai di bagian pantai. Topografinya bervariasi dan bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar dari 0-2 persen hingga 40 persen pada wilayah pegunungan. Sedangkan ketinggian wilayah pada pulau-pulau yang terdapat di Kota Tanjungpinang berkisar antara 0-50 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian 400-an meter diatas permukaan umumnya daerah Kota Tanjungpinang beriklim tropis basah, dengan temperatur berkisar antara 18-30 derajat celcius. Rata-rata kelembaban udara sekitar 86 persen, sedangkan yang tertinggi mencapai sekitar 99 persen dan terendah sekitar 58 kepulauan di Kota Tanjungpinang mempunyai curah hujan cukup dengan iklim basah, berkisar antara 2000-2500 mm/tahun. Rata-rata curah hujan per hari sekitar 17,0 milimeter dengan jumlah hari hujan sekitar 16 hari per sungai yang mengalir di Kota Tanjungpinang antara lain Sungai Gugus, Sungai Terusan, Sungai Papah, Sungai Senggarang, Sungai Sei Payung, dan Sungai Dompak. Selain sebagai saluran drainase, sungai yang cukup besar dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi penduduk kota dan ditetapkan sebagai kota administratif hingga kini, Tanjungpinang telah dipimpin oleh tujuh kepala daerah. Wali Kota administratif pertama adalah Asmuni Hasymi yang menjabat selama dua tahun 1983-1985. Kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Sani yang menjabat selama 10 tahun dari tahun 1985 hingga 1995. Dilanjutkan oleh Andi Rivai Siregar 1993-1995, dan Suryayati Abdul Manan 1995-2000.Setelah resmi dibentuk sebagai kota baru pada tanggal 17 Oktober 2001, Kota Tanjungpinang dipimpin oleh pejabat wali kota Suryatati A Manan selama lima tahun 1995-2000. Selanjutnya Suryatati A. Manan menjabat Wali Kota Tanjungpinang dari 2001 hingga di Kota Tanjungpinang diteruskan oleh Wali Kota Lis Darmansyah selama lima tahun 2013-2018. Kemudian Wali Kota Tanjungpinang dijabat oleh Syahrul yang terpilih dalam Pilkwako tahun 2018 dengan meraih suara, mengalahkan petahana Lis Darmansyah yang hanya meraih pada tahun 2020 lalu, Syahrul meninggal dunia sehingga sisa masa jabatan Wali Kota Tanjungpinang periode 2018-2023 diteruskan oleh Rahma yang sebelumnya menjabat sebagai wakil wali kota Tanjungpinang. Pada 28 Juni 2021, terpilih wakil wali kota Tanjungpinang Endang Abdullah yang telah dilantik oleh Gubernur Kepulauan Kepri, Ansar administratif, Kota Tanjungpinang terdiri dari empat kecamatan dan 18 kelurahan serta 166 RW dan 673 RT. Keempat kecamatan itu adalah Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Tanjungpinang mendukung jalannya pemerintahan, Kota Tanjungpinang pada tahun 2020 memiliki Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak orang yang terdiri dari pegawai laki-laki 38,90 persen dan pegawai perempuan 61,10 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 56,91 persen di antaranya berpendidikan SAMSURIGubernur Riau H. Imam Munandar melantik Asmuni Hasmy SH sebagai Wali Kota Administratif Tanjungpinang pada hari Senin pagi, 27 Desember 1983 di politik di Kota Tanjungpinang tecermin dari perolehan kursi yang diraih partai politik parpol. Selama tiga kali penyelenggaraan pemilihan umum di Kota Tanjungpinang, perolehan kursi parpol lebih didominasi oleh parpol yang mengusung ideologi Pemilu 2009, PDI-P memperoleh kursi terbanyak, yakni empat kursi. Kemudian Demokrat, Golkar, PAN, dan PKS masing-masing meraih tiga kursi. PIB dan PPP mendapatkan dua kursi. Sedangkan PDK, PKNU, Hanura, PKPB, dan PDP masing-masing meraih satu Pemilu 2014, partai berlambang banteng moncong putih, PDI-P, masih mendominasi perolehan kursi di DPRD Kota Tanjungpinang dengan meraih tujuh kursi. Disusul Golkar dan Hanura masing-masing memperoleh empat kursi. Demokrat, Gerindra, dan PKS masing-masing mendapatkan tiga kursi. Sedangkan PAN, Partai Persatuan, dan PKPI masing-masing meraih dua di Pemilu 2019, peta perpolitikan di Kota Tanjungpinang masih didominasi PDI-P bersama Golkar. Kedua partai tersebut masing-masing meraih lima kursi dari 30 kursi tersedia. Kemudian diikuti Nasdem dengan empat kursi; Gerindra dan PKS masing-masing memperoleh tiga kursi serta PPP, PAN, Hanura, Demokrat, dan PKB masing-masing mendapatkan dua RYADIEmil Salim banyak menggunakan pendekatan pribadi pada kampanye. Selain bisa mengetahui isi hati mereka, pendidikan politik bisa diberikan. Tampak Emil Salim sedang berbincang-bincang dengan para penarik "becak air" di Tanjung Kota Tanjungpinang menurut sensus penduduk tahun 2020 sebanyak yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak orang dan penduduk perempuan sebanyak Dengan proporsi tersebut, sex ratio nilainya diatas 100 yaitu sebesar 102. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap 100 penduduk perempuan ada 102 penduduk laki-laki di Kota penduduk dalam piramida penduduk Kota Tanjungpinang terlihat kelompok usia 35-39 tahun lebih menonjol dibanding kelompok usia lainnya. Proporsi usia produktif sebesar 69,09 persen dari total penduduk. Sementara proporsi penduduk yang berusia di bawah 15 tahun sebanyak 26,06 persen, dan proporsi penduduk usia lanjut 65 tahun ke atas hanya sebesar 4,85 Tanjungpinang didominasi oleh Suku Melayu yang merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa yang dominan di Tanjungpinang. Selain itu, terdapat pula suku Bugis dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman Kesultanan Johor Riau dan Residentie Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan suku Tionghoa banyak menempati jalan Merdeka dan Pagar Batu. Sedangkan suku Jawa mulai ramai mendatangi Tanjungpinang pada tahun 1960. Pemukiman awal suku Jawa terletak di Kampung yang digunakan di Tanjungpinang adalah bahasa Melayu klasik. Bahasa Melayu di kota ini hampir sama dengan bahasa Melayu yang digunakan di Singapura, Johor, Pahang, Selangor, hingga Malaka, karena memang sejak zaman pemerintahan kesultanan Riau Lingga dahulu Tanjungpinang sudah menjadi pusat budaya Melayu bersama Singapura. Selain itu, bahasa Tiochiu dan Hokkien juga banyak digunakan oleh suku Tionghoa di Kota sisi pekerjaan, sektor tersier seperti Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel, Angkutan dan Komunikasi serta Jasa-jasa semakin mendominasi pasar kerja di Kota Tanjungpinang dengan persentase sebesar 80,19 persen. Kemudian diikuti oleh sektor sekunder Industri, Listrik Gas dan Air serta Konstruksi sebesar 15,10 persen. Sementara pekerja di Sektor Primer yang mencakup sektor Pertanian dan Pertambangan hanya sebesar 4,70 RAZIANTO MADAKerukunan Di Kepulauan Riau - Pelancong bertandang ke Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Sabtu 21/10/2017, di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Tempat ibadah yang lebih dikenal sebagai Kuil Seribu Budha itu salah satu bukti keragaman masyarakat di Kepulauan Riau. Selama berabad-abad, Kepri menjadi salah satu daerah paling heterogen dan masyarakatnya tidak pernah mempersoalkan latar belakang suku, agama, atau golongan manusia di Kota Tanjungpinang terus menunjukkan kemajuan. Berdasarkan data dari BPS, indeks pembangunan manusia IPM Kota Tanjungpinang dalam 10 tahun terakhir nilainya selalu di atas angka 75. Pencapaian tersebut masih diatas IPM Provinsi Kepulauan Riau dan menempati urutan kedua di bawah Kota IPM Kota Tanjungpinang tersebut ditopang pula oleh komponennya. Umur harapan hidup tercatat 72,10 tahun. Kemudian di komponen pendidikan, harapan lama sekolah HLS tercatat 14,12 tahun sedangkan rata-rata lama sekolah RLS tercatat 10,25 tahun. Adapun pengeluaran per kapita sebesar Rp 15,49 bidang ketenagakerajan, penduduk yang termasuk angkatan kerja sebanyak orang, dengan tingkat kesempatan kerja sebesar 94,36 persen pada tahun 2019. Sekitar 37,10 persen merupakan bukan angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Kota Tanjungpinang tahun 2019 adalah sebesar 62,90 pengangguran terbuka di Kota Tanjungpinang tahun 2020 sebesar 9,30 persen, meningkat dibanding tahun 2019 sebesar 5,64 persen. Peningkatan angka pengangguran ini tidak terlepas dari merebaknya pandemi Covid-19 yang berdampak pada lesunya ekonomi sepanjang tahun angka kemiskinan di Kota Tanjungpinang pada tahun 2020 tercatat sebanyak 19,98 ribu atau 9,37 persen. Angka kemiskinan tersebut meningkat 0,34 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 9,03 NURHANMelengkapi kegiatan Temu Sastra Indonesia III/2010 di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, panitia menggelar bengkel sastra penulisan cerpen dan puisi bagi siswa SMP dan SMA Tanjung domestik regional bruto PDRB Kota Pangkalpinang pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 19,66 triliun. Dari total PDRB tersebut, perekonomian Kota Pangkalpinang terbesar ditopang oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 29 persen. Diikuti oleh Konstruksi sebesar 28,77 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 11,31 sektor konstruksi, kendati kontribusinya terbesar kedua terhadap PDRB, namun dalam kurun lima tahun terakhir kontribusinya cenderung menurun. Sedangkan kontribusi sektor perdagangan cenderung naik dalam kurun waktu yang kontribusi di industri pengolahan sebesar 6,64 persen pada tahun 2020 dan cenderung tumbuh positif dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2019, terdapat 17 perusahaan besar dan sedang dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak di kota ini. Sementara itu, industri berskala kecil tercatat sebanyak usaha. Dari jumlah itu, sebanyak usaha bergerak di industri makanan sedangkan industri non makanan sebanyak sisi keuangan daerah, total pendapatan Kota Tanjungpinang sebesar Rp 988,04 miliar. Dari jumlah tersebut, kontribusi dari pendapatan asli daerah PAD sebesar Rp 145,79 miliar, dana perimbangan dari pemerintah pusat sebesar Rp 738,50 triliun serta pendapatan lain-lain sebesar Rp 103,75 RAZIANTO MADAWisata Bahari Kepulauan Riau - Para peserta lomba perahu naga beradu cepat di Sungai Carang, Jumat 20/10/2017. Festival tiga hari hingga Minggu 22/10 di Tanjungpinang, Kepulauan Riau salah satu atraksi untuk menarik pelancong ke Kepulauan Riau. Wisata bahari salah satu andalan Kepri yang 95 persen wilayahnya berupa Tanjungpinang memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih dua mil dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya, dan Pantai Buatan yaitu Tepi Laut yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota waterfront city.Di Pulau Penyengat terdapat banyak bangunan bersejarah dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Di pulau ini juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Senggarang, yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Lau, dan mendukung potensi pariwisata tersebut, pada tahun 2019, Kota Tanjungpinang telah memiliki 48 hotel yang 8 diantaranya hotel berbintang sedangkan 40 hotel lainnya hotel non bintang. Kegiatan promosi hotel juga terintegrasi dengan promosi destinasi pariwisata di kota ini. LITBANG KOMPASKOMPAS/KRIS RAZIANTO MADASiluet Pulau Penyengat, Tanjung Pinang menjelang matahari terbenam. Di pulau itu terdapat Masjid Raya Sultan Riau atau dikenal sebagai Masjid Penyengat. Masjid itu salah satu peninggalan Kesultanan Riau-Lingga yang ibukotanya berpindah beberapa kali di Kepulauan Kami menemukan banyak hasil, namun sebagian berada di luar Tanjung Pinang. Menampilkan hasil di beberapa kota sekitarnya. Batasi pencarian di Tanjung Pinang.

orang terkaya di tanjungpinang